Rabu, 31 Maret 2010



selimut cinta

senyum manis penuh sahaja ditengah wajah memudar
Bola mata yang indah kini mulai sayu
Bibir tipis merah, rambut hitam yang terurai
Serta kulit yang putih kini mulai mengkerut termakan usia

Ibu…….
Walau siang telah berganti senja
Namun semangatmu tidak pernah padam
Kau tetap menjaga, merawat, membimbing sampai kami tumbuh dewasa
Kasih sayangmu terus mengalir seperti air
Yang memberi kesejukan ditengah padang tandus dan kejamnya kehidupan ini

Ibu…….
Masih kurasakan kelembutan tanganmu mengelus rambutku
Masih kurasakan hangatnya tubuhmu memeluk tubuhku
Masih kurasakan merdunya suaramu menyanyikan lagu
‘Timang-timang anakku sayang buah hati Ibunda seorang
Tidurlah tidur pejamkan mata sayang……..
Esok hari bermain kembali’.
Sehingga aku terlelap dalam buaian..

Ibu…….
Ditengah badai dahsyat yang menghantam kehidupan ini
Sedikitpun tak kulihat wajahmu resah dan gelisah
Kau tetap tersenyum memberi ketenangan, kedamaian pada anak-anakmu
Sudah kering keringat dan airmatamu yang tumpah untuk kami
Walau kering airmataku tidak dapat membalas semua kasih sayangmu

Ibu……….
Sembah sujudku dikakimu mohon ampun atas segala dosa-dosaku
Karena telapak kakimu adalah surgaku
Izinkan aku membersihkan kaki indahmu dengan darahku
Izinkan aku mati dalam pelukmu agar aku tenang kembali pada-Nya
Dengan membawa selimut cintamu…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar